Sunday, October 30, 2022

Kelas Seni Budaya di KBRI Buenos Aires

Kelas Seni Budaya di KBRI Buenos Aires

Karena minat yang tinggi publik Argentina akan ragam budaya Indonesia, KBRI Buenos Aires adakan kelas khusus seni budaya Indonesia di Buenos Aires (9/8/2019). Kelas tersebut terdiri dari kelas membatik, kelas menari dan kelas gamelan. Kelas seni budaya diadakan setiap Sabtu di KBRI Buenos Aires dan terbuka untuk umum.


Siswa siswi seni budaya Buenos Aires


Kelas seni budaya Indonesia diawali dengan kelas membatik yang dipandu oleh alumnus Darmasiswa Argentina jurusan seni membatik ISI Surakarta, Maria Paula Lonegro. Para murid diberikan masing-masing secarik kain putih dan dibebaskan untuk menggambar motif dengan malam dan canting khas Indonesia. Bagi beberapa murid, mencoba secara langsung untuk menggambar batik adalah pengalaman yang sangat langka dan menyenangkan.

Kami hanya melihat motif-motif indah batik Indonesia melalui internet dan tayangan televisi, tidak pernah terbayang dapat menggambarnya secara langsung. Demikian disampaikan salah satu murid kelas batik KBRI Buenos Aires, Benerda Martin saat ditanya alasannya mengikuti kelas tersebut. Kami mengharapkan kelas seperti ini dapat terus ada bagi kami (publik Argentina), lanjutnya.
Walaupun bagi beberapa orang hal pengalaman membatik merupakan yang pertama, seluruh murid menghasilkan karya yang indah. Hal tersebut terlihat dari kain-kain yang sudah bercorak indah dengan malam (zat lilin untuk membuat corak batik).

Setelah kelas batik, KBRI Buenos Aires juga dipenuhi para murid yang ingin belajar tarian tradisional Indonesia. Dipandu oleh alumnus Darmasiswa jurusan seni tari ISI Denpasar, Vanessa Moreira, para murid yang hadir diajarkan dasar-dasar tari Bali.

“Ternyata tari Bali terlihat sangat indah namun sulit untuk dilakukan”, tutur salah satu murid kelas tari Bali, Nadia Ramirez Franco. Padahal kami hanya belajar berdiri dan berjalan, sambungnya sambil bercanda.

Bagi beberapa orang, khususnya yang bukan orang Indonesia, dasar-dasar tari Bali memang sulit untuk dipraktekan. "Namun hal tersebut yang membuat banyak orang penasaran dan ingin mendalaminya”, pungkas Vanessa menanggapi yang disampaikan murid-muridnya.
Baginya, pengalaman pertama seseorang mendalami tarian Indonesia tentu berbeda-beda. Namun karena sifat tarian dan gerakannya yang unik dan beragam, tarian tradisional Indonesia mampu menarik para seniman asing untuk mendalaminya.

Kelas Gamelan dilaksanakan sebagai penutup rangkaian kelas seni dan budaya KBRI Buenos Aires yang diselenggarakan setiap hari Sabtu. Kelas Gamelan memiliki murid dan peminat paling banyak. Hal tersebut karena Argentina memiliki kelompok pecinta musik gamelan yaitu “Sang Bagaskara” yang terus berkembang setiap tahunnya.

Kelompok pecinta musik Gamelan KBRI Buenos Aires Sang Bagaskara terbentuk dari gabungan masyarakat Indonesia dan Warga Negara Argentina yang memiliki ketertarikan akan musik dan seni gamelan. Hingga saat ini Kelompok "Sang Bagaskara" memiliki jumlah peserta yang aktif sejumlah 20 orang.

“Tujuan utama di balik setiap penyelenggaraan kegiatan promosi Indonesia di negara akreditasi adalah untuk memberikan ruang bagi publik negara akreditasi untuk mengenal Indonesia, baik destinasi wisata, maupun keindahan seni dan budaya”, demikian disampaikan Dubes RI di Buenos Aires, Niniek Kun Naryatie.

Dengan beragam kegiatan yang dilakukan, diharapkan publik negara akreditasi mendapatkan berbagai pengalaman mengenai Indonesia. Melalui pengalaman hal tersebut diharapkan akan publik negara akreditasi yang belum mengetahui tentang Indonesia menjadi tertarik untuk semakin mengenal Indonesia.

Selain itu, menurut Dubes Niniek, penyelenggaraan kelas seni dan budaya Indonesia bukan hanya untuk mempromosikan Indonesia namun guna menjaring menjaring friends of Indonesia atau komunitas pencinta budaya Indonesia di negara akreditasi. ”Melalui komunitas ini, promosi Indonesia dapat secara luas dilakukan, khususnya secara personal (person to person)”. (Sumber: KBRI Buenos Aires)

Saturday, December 22, 2018

Indonesian Festival 2018, Houston.


Lebih dari 5.000 oengunjung di Houston, Texas menikmati meriahnya Indonesian Festival 2018 yang diselenggarakan oleh KJRI Houston dan Indonesian American Chamber of Commerce. Festival menyajikan kuliner Indonesia, fashion show dan penampilan budaya Indonesia serta promosi wisata Jawa Barat, Bitung, Manado dan Tomohon, Sulawesi Utara. Sulawesi Utara terkenal sebagai surga para penyelam dan mereka yang menyukai snorkeling. Terumbu karang dan berbagai jenis ikan menjadi tujuan wisata bahari di sekitar wilayah Sulawesi Utara.

Festival telah sukses mendorong pertukaran budaya antara Indonesia dan masyarakat Houston dan sekitarnya. Festival diadakan 2 hari di Jones Plaza, downtown Houston dan KJRI Houston. Konjen RI di Houston, Dr. Nana Yuliana resmikan Indonesian Festival tanggal 1 Desember 2018 di Jones Plaza, Houston. Konjen RI sampaikan bahwa Indonesian Festival telah menjadi bagian dari konektivitas dengan Houston melalui pertukaran budaya dan promosi wisata Indonesia. Dr. Nana Yuliana juga sampaikan bahwa Houston merupakan kota internasional dan keberadaan Indonesia telah mendorong Houston sebagai kota multikultur. Kalangan Congressmen Texas, Consular Corps, Greater Houston Partnership, akademisi, profesional, dan media juga menikmati kemeriahan festival. 

Para pengunjung menikmati penampilan musik Yuyun George dari Indonesia, demo masak Chef Yono dari Albany, New York dan demo Pecak Silat. Selain itu berbagai penampilan dari Permias Texas A&M University dan masyarakat Indonesia dari Dallas, Putri Mandalika Dancer dari Florida turut meramaikan suasana. Festival ini juga dilengkapi dengan acara coffee cupping  dengan produk kopi yang unggulan seperti kopi Gayo, Flores, Papua, Ternate dan Jabar.

Festival telah mengangkat budaya Indonesia yang diakui UNESCO seperti penampilan Angklung oleh anak-anak Awty International School, fashion show Handy Hartono dari Indonesia dan Batik Sasmita dari New York serta penampilan tari Ratoh Jaroe dari Gayo, Aceh oleh Sanggar Tari Indonesia Houston yang menjadikan festival lebih menarik. Anak-anak juga terhibur dengan permainan tradisional Indonesiadan photo booth bertema bahari, Raja Ampat, Bali dan   Jawa Barat.

Indonesia merupakan salah satu negara paling beragam akan budaya di dunia dengan keanekaragaman budaya dari berbagai daerah. Indonesia juga memiliki banyak sekali tempat wisata untuk dikunjungi yang menarik bagi orang-orang dari berbagai latar belakang dan negara.

​Sumber: KJRI Houston

Saturday, March 4, 2017

Mengenal Sejarah Tari Saman

Tarian Saman atau Tari Saman adalah sebuah tarian Suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian saman mempergunakan Bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.

Tari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.
Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan berkesinambungan, pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara grup tamu dengan grup sepangkalan (dua grup). Penilaian dititik beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.
Tari saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut syekh. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria.
Pada zaman dahulu, tarian ini pertunjukkan dalam acara adat tertentu, di antaranya dalam upacara memperingati hari Maulid Nabi Muhammad. Selain itu, khususnya dalam konteks masa kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara-acara yang bersifat resmi, seperti kunjungan tamu-tamu antar kabupaten dan negara, atau dalam pembukaan sebuah festival dan acara lainnya.     
Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam:
1.      Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2.      Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
3.    Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
4.  Syekh, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5.     Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
Tarian Saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman, yakni tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama Islam, Syekh Saman mempelajari tarian Melayu kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah islam demi memudakan dakwahnya .Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tari Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik,kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini menggunakan bahasa Bahasa Gayo).
Pada umumnya, tarian saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Pendapat lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang lebih dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun, dalam perkembangan di era modern yang menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut syekh. Selain mengatur gerakan para penari, syekh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman, yaitu ganit.


Saturday, August 13, 2016

Pentas Tari KBRI Paris

Dalam rangka memenuhi permintaan Walikota Gretz-Armainvilliers kepada KBRI Paris untuk mengadakan Pentas Budaya Indonesia dan memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat kota Gretz-Armainvilliers, pada tanggal 18 Mei 2014, KBRI Paris telah mengadakan Pentas Budaya Indonesia di kota Gretz-Armainvilliers dengan menampilkan Tari Piring (PPI Nantes), Tari Lenggang Nyai (PPI Lyon), penampilan Angklung (PPI Brest & PPI Paris), dan Tari Saman (PPI Paris). Acara yang dikoordinir pula oleh Wakil Walikota Gretz-Armainvilliers, Mr. Christian Bourdeille, dihadiri oleh ± 100 undangan khusus masyarakat setempat. Hadir dalam acara tersebut, Walikota Gretz-Armainvilliers Jean-Paul Garcia, Duta Besar RI Paris dan Ibu Sally Jenie.

Walikota Gretz-Armainvilliers dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada KBRI Paris yang telah memenuhi permintaan untuk menampilkan pentas budaya Indonesia di kota Gretz-Armainvilliers yang berpenduduk ± 8000 orang. Selain itu juga dijelaskan bahwa Indonesia saat ini dikenal sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia dan akan menjadi negara terkemuka di bidang ekonomi dalam 25 tahun kedepan. Dalam sambutan balasan, Dubes RI Paris menyampaikan rasa bangga dan kehormatan bagi KBRI Paris yang diberi kesempatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat Gretz-Armainvilliers. Secara singkat Dubes RI juga menjelaskan tentang kondisi ekonomi Indonesia dan kerjasama bilateral yang telah terjalin dengan baik antara Indonesia dan Perancis. Pentas Budaya ini diharapkan dapat membuka pemahaman masyarakat setempat tentang potensi dan keindahan Indonesia.

Wakil Walikota Gretz-Armainvilliers, Mr. Christian Bourdeille juga berkesempatan memberikan pemaparan singkat tentang kondisi geografis Indonesia, potensi ekonomi Indonesia dan menyinggung tentang tentang gerhana matahari yang akan terjadi pada bulan Maret 2016 yang akan melitas di wilayah Sumatra Selatan, Kalimantan dan Sulawesi. Sebagai Ketua Museum dan Observatorium Gretz-Armainvilliers, beliau menyampaikan keinginan agar dapat dilakukan riset bersama antara Observatorium Gretz-Armainvilliers dengan Observatorium Boscha, Bandung untuk meliput fenomena gerhana matahari di Indonesia.
Selain penampilan tari dan musik angklung oleh PPI Paris, Nantes, Lyon, dan Brest, KBRI Paris juga menyajikan makanan kecil khas Indonesia, yaitu: lemper, panada, dan putu ayu. Acara Pentas Budaya Indonesia di kota Gretz-Armainvilliers secara umum berlangsung dengan lancar dan mendapat apresiasi positif dari masyarakat setempat.

Tuesday, June 14, 2016

Dinner Bersama KPU dan Sanggar Caraka Buana

Pada beberapa bulan terakhir, terdapat banyak kegiatan yang telah diselenggarakan dan akan diikuti oleh KBRI Pretoria. Kegiatan tersebut diantaranya adalah rangkaian Pemilihan Umum (Pemilu) di wilayah Afrika Selatan yang telah selesai dilaksanakan, dan pada bulan Oktober 2014 ini adalah pelaksanaan Resepsi Diplomatik dalam rangka HUT RI dan TNI ke-69. Sedangkan kegiatan yang akan diikuti diantaranya adalah annual diplomatic fair yang akan berlangsung pada tanggal 25 Oktober 2014. 

Berkenaan dengan hal tersebut, pada tanggal 24 Oktober 2014, Bapak Suprapto Martosetomo, Duta Besar RI untuk Afrika Selatan dan Ibu Suprapto menjamu para tamu dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Sanggar Caraka Buana bertempat di Wisma Duta. Jamuan makan malam juga dihadiri oleh seluruh staf KBRI beserta istri dan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Pretoria. 

Makan malam berlangsung hangat, dan dalam kesempatan tersebut juga diperkenalkan para tamu dari KPU, Sanggar Caraka Buana, serta staf KBRI Pretoria. Delegasi KPU terdiri dari Sekjen KPU, seorang staf KPU, serta perwakilan Pokja PPLN Kementerian Luar Negeri. Sekjen KPU sebagai pimpinan delegasi mengucapkan terima kasih atas undangan jamuan makan malam dari Bapak Duta Besar dan menyampaikan bahwa maksud kedatangan ke Pretoria adalah untuk melakukan evaluasi pelaksanaan rangkaian Pemilu tahun 2014 di Pretoria, sebagai bahan masukan untuk pelaksanaan Pemilu yang lebih baik di masa yang akan datang. 

Sementara itu, Sanggar Caraka Buana yang terdiri dari pimpinan sanggar, para penari, serta Berto (pemain Sasando), yang sebelumnya telah memeriahkan Resepsi Diplomatik pada tanggal 21 Oktober 2014 dan melakukan workshop di University of Pretoria, juga akan berpartisipasi dalam annual diplomatic fair yang diadakan oleh The Department of International Relations and Cooperation (DIRCO), Afrika Selatan di Union Building. Sanggar Caraka Buana juga akan menghibur warga Cape Malay dalam malam budaya Indonesia dan komunitas Cape Malay Bostmon pada tanggal 25 Oktober 2014.

Jamuan makan malam ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dari KPU, yang esok akan kembali ke tanah air, kepada Bapak Duta Besar.

Monday, May 16, 2016

Kemenlu Ajak Pelajar Asing Pelajari Budaya Indonesia

Pemerintah Indonesia semakin gencar memperkenalkan budaya Indonesia di kancah internasional. Melalui Kementerian Luar Negeri, Pemerintah membuka secara resmi program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) 2016 di Gedung Pancasila, Jakarta, Jumat (13/5).

Pembukaan program BSBI ini dihadiri para duta besar dari negara sahabat yang turut serta dalam program BSBI 2016. Selain itu, hadir pula pencetus kegiatan BSBI pada tahun 2003, mantan Menlu RI, Hassan Wirajuda. "Thousand Islands Made in Heaven" menjadi tema BSBI tahun ini.

Wamenlu AM Fachir dalam sambutannya menyampaikan keyakinannya bahwa periode tiga bulan yang akan dijalani para peserta BSBI 2016 untuk mempelajari seni dan budaya Indonesia tidak akan sia-sia.
"60 pemuda dari 41 negara berkumpul di sini. Saya melihat potensi dari ekpresi bahagia para pemuda-pemudi di depan saya untuk belajar dan tahu lebih banyak tentang Indonesia," sapa Wamenlu Fachir. "The more you learn about Indonesia, the deeper you will fall in love with Indonesia."
60 peserta yang berasal dari negara-negara di kawasan Asia, Pasifik, Afrika, dan Eropa tersebut merupakan hasil saringan lebih dari 300 orang pendaftar program BSBI 2016 dari 46 negara.
Pada awal penyelenggaraannya, program BSBI ditujukan bagi negara anggota South West Pacific Dialogue (SWPD) seperti Australia, Selandia Baru, Papua Nugini, Filipina, dan Timor Leste, dengan Indonesia sebagai tuan rumah. Seiring perkembangan, peserta diperluas ke negara-negara ASEAN+3, PIF, dan dari berbagai penjuru dunia lainnya.
Alumni program BSBI sampai saat ini berjumlah 658 yang tersebar di 60 negara. Dalam acara pembukaan diputar snapshot kegiatan-kegiatan yang dilakukan para alumni selama mengikuti program BSBI pada tahun-tahun sebelumnya. Lagu "Indonesiaku" juga merupakan gubahan salah satu alumni BSBI dari Papua Nugini yang bernama Vincent Lagea.
"Pada Februari 2016, alumni BSBI dari Indonesia telah membentuk Association of Indonesian Arts and Culture Scholarship Alumni," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Dubes Esti Handayani, pada laporannya. Ikatan alumni program BSBI ini bertujuan untuk memberdayakan para alumni BSBI dalam memperkuat pemahaman budaya, people-to-people contact, dan mempromosikan Indonesia di negara-negara asal alumni.
Menjelang akhir acara pembukaan, para peserta berkesempatan mendengarkan secara langsung live video testimoni dari alumni BSBI yang berasal dari Fiji, Saula Tuikoro, dan Timor Leste, Richel Teji. Keduanya menceritakan pengalaman singkat mereka selama mengikuti program BSBI. Selain kedua alumni BSBI, ada juga testimoni dari Mr. Samson Yabon, Director of ASEAN Cooperation Kemlu Papua Nugini, dan Mr. Anar Naghiyev, Dean of the Faculty of Regional Studies and International Relations, Azerbaijan University of Language.
"Saya berharap semoga peserta BSBI dari Timor Leste ditambah, dan diadakan reuni bagi para alumni BSBI," kata Richel dalam Bahasa Indonesia yang lancar.
Selanjutnya para peserta BSBI akan dibagi ke dalam lima kelompok yang akan mempelajari seni dan budaya Indonesia secara lebih intensif di sanggar-sanggar yang bekerja sama dengan Kemlu di lima kota, yaitu Tydif Art Center di Surabaya, Smaradhana Art Center di Denpasar, Rumata Art Center di Makassar, dan Sofiani Arts Center di Padang.
Sementara itu satu kelompok akan berkesempatan mengikuti kuliah-kuliah pada Jurusan Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPN Veteran) Yogyakarta. Di UPN Veteran, para peserta akan belajar tentang kebijakan luar negeri Indonesia di dunia dan kawasan, di samping juga mendalami seni dan budaya Indonesia. 

Sumber : kemlu.go.id

Tuesday, April 26, 2016

Pianis Muda Indonesia Tampil Memukau Di Sydney


Masih sangat muda, baru berumur 14 tahun, Michelle Wijaya tampil dalam pianoforte solo piano recital di Utzon Room, Opera House Sydney (22/4). Penampilan piano Michelle yang memainkan karya-karya klasik GF Handell (Chaccone in G Major g.229), WA Mozart (k.265 - 12 Variations on "Ah, Vous jirai - de maman"), LV Beethoven (32 Variations in c minor, Wo0.80), dan FP Schubert (Impromptu D. 935 Op. 142 no. 3) telah memukau para tamu yang hadir.

Penampilan Michelle ditutup dengan memainkan karya Jaya Suprana bertema "Gethuk". Penampilan Michelle terakhir ini sungguh memukau sehingga para tamu memberikan standing ovation untuk Michelle. "Gethuk" dimainkan dalam variasi nada, dimulai dengan melodi bas dan mengalir dengan melodi lainnya, termasuk running arpeggios, dangdut, variasi minor, variasi mayor dan berakhir dengan notasi pentatonik.

Michelle Wijaya mulai belajar piano di usia tujuh tahun. Bakatnya semakin terasah sampai tingkat advance sejak bergabung dengan The Jaya Suprana School of Performing Art.
Penampilan Michelle mendapat sambutan luar biasa dari publik Australia di Sydney. Di awal acara, Konsul Jenderal RI Yayan GH Mulyana menyampaikan sambutan pembuka. Dalam sambutan tersebut Konjen RI menyampaikan antara lain arti penting dari kegiatan Bapak Jaya Suprana ini dan penampilan Michelle di Sydney bagi penguatan people-to-people linkages Indonesia - Australia. (KJRI Sydney/yyn)