Monday, September 30, 2013

Topeng Betawi (Batavia's Mask Dance)

encyclopedia/95d0ea916d9c407c5e984d5f7af52b25Kesenian teater masyarakat Betawi, yang pertunjukannya hampir sama dengan lenong dan tumbuh di lingkungan masyarakat pinggiran Kota Jakarta. Kesenian Topeng Betawi ini terdiri atas Topeng Blantek dan Topeng Jantuk. Pertunjukkan topeng biasanya dimaksudkan sebagai kritik sosial atau untuk menyampaikan nasehat-nasehat tertentu kepada masyarakat lewat banyolan-banyolan yang halus dan lucu, agar tidak dirasakan sebagai suatu ejekan atau sindiran. Teater Topeng Betawi mulai tumbuh pada awal abad ke-20. Karena tumbuhnya di daerah pinggiran Jakarta sehingga dipengaruhi oleh kesenian Sunda. Saat itu masyarakat Betawi mengenal topeng melalui pertunjukan ngamen keliling kampung.

Pada awalnya pementasan atau pertunjukan topeng tidak menggunakan panggung tetapi hanya tanah biasa dengan properti lampu minyak bercabang tiga dan gerobak kostum yang diletakkan ditengah arena. Tahun 1970-an baru dilakukan di atas panggung dengan properti sebuah meja dan dua buah kursi. Pertunjukkannya diiringi dengan tabuhan seperti, rebab, kromong tiga, gendang besar, kulanter, kempul, kecrek dan gong buyung. Lagu yang dimainkan lagu Sunda Gunung namun khas daerah pinggir Jakarta seperti; Kang Aji, Enjat-enjatan, Ngelantang, atau Lipet Gandes. Dahulu terdapat sebutan bagi pecandu-pecandu Topeng Betawi yang ikut menari (ngibing) bersama Kembang Topeng, "buaya ngibing".

Beautiful Indonesia

The Republic of Indonesia is the largest archipelago in the world comprising 17,504 large and small tropical islands fringed with white sandy beaches, many still uninhabited and a number even still unnamed. Straddling the equator, situated between the continents of Asia and Australia and between the Pacific and the Indian Oceans, it is as wide as the United States from San Francisco to New York, equaling the distance between London and Moscow. Indonesia has a total population of more than 215 million people from more than 200 ethnic groups. The national language is Bahasa Indonesia.

Thursday, September 12, 2013

Tari Yapong (Yapong Dance)

encyclopedia/aedce2a4ca6cd02d5a25d0e34fca6f15Satu jenis tarian tradisional yang diciptakan untuk pertunjukan. Yapong bukan tari pergaulan seperti Jaipongan, yang berasal dari Jawa Barat, namun kemudian dalam perkembangannya kadang kala berfungsi sebagai tari pergaulan untuk mengisi acara menari sesuai permintaan karena tarian ini penuh dengan variasi.
Yapong mula-mula diorbitkan dalam rangka mempersiapkan acara peringatan HUT Kota Jakarta ke-450 pada tahun 1977. Pada saat itu, Dinas Kebudayaan DKI menyiapkan sebuah pergelaran tari massal yang spektakuler dengan mempergelarkan cerita . perjuangan Pangeran Jayakarta. Pergelaran berbentuk sendratari ini dipercayakan penggarapannya kepada seniman Bagong Kussudiarjo. Untuk mempersiapkan pergelaran itu, Bagong mengadakan penelitian selama beberapa bulan mengenai kehidupan masyarakat Betawi melalui perpustakaan, film, slide maupun langsung pada masyarakat Betawi. Akhirnya pergelaran tari ini berhasil dipentaskan pada tanggal 20 dan 21 Juni 1977 di Balai Sidang Senayan. Pementasannya didukung 300 orang artis dan musikus.
Tari Yapong merupakan suatu tari gembira dengan gerakan yang dinamis dan erotis. Dalam adegan tersebut dipertunjukkan suasana gembira menyambut kemenangan Pangeran Jayakarta. Adegan ini dinamai Yapong dan tidak mengandung arti apapun. Namun istilah Yapong ini lahir dari bunyi lagunya ya, ya, ya, ya, yang dinyanyikan artis pengiringnya serta suara musik yang berkesan pong, pong, pong, sehingga lahirlah "ya-pong" dan berkembang menjadi Yapong.
Pusat Latihan Tari (PLT) Bagong Kussudiarjo dan Dinas Kebudayaan DKl Jakarta seusai pementasan menggubah tari Yapong dari bentuk sendratari dan mengembangkannya sebagai tarian lepas. Adapun corak pakaian yang dikenakan para penarinya, merupakan pengembangan pakaian tari Kembang Topeng Betawi. Tampak jelas bentuk serta ragam hias tutup kepala serta selempang dadanya, yang disebut toka-toka. Tari Yapong diwarnai oleh tari rakyat Betawi, kemudian diolah dengan unsur-unsur tari pop, antara lain unsur tari daerah Sumatera. Karena kesenian Betawi dipengaruhi oleh unsur kesenian Tionghoa, maka dalam tari Yapong juga terdapat unsur kesenian Tionghoa, misalnya dalam kain yang dipakai oleh para penari terdapat motif-motif naga dengan warna merah menyala. Alat musik yang digunakan saat tarian ini dipergelarkan adalah campuran antara Betawi, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Setelah menjadi tarian lepas, dalam tarian tersebut. DKl Jakarta memanfaatkan instrumen Rebana Biang, Rebana Hadroh, dan Rebana Ketimpring. Dengan demikian tari Yapong merupakan garapan kreasi baru yang bertolak dari unsur-unsur gerak tradisional Betawi.

Festival Musik "Gaung Garuda 2013" di Hannover

Gaung Garusa
Perhimpunan Pelajar Indonesia  (PPI) dan kelompok masyarakat pencinta seni budaya Indonesia di Hannover dengan dukungan KJRI Hamburg baru-baru ini telah menyelenggarakan acara festival musik bertajuk “Gaung Garuda 2013“  bertempat di  Pelataran Parkir Sam-Nok, Hannover.

Acara yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ini bertujuan untuk membangkitkan semangat, kreatifitas dan kecintaan para pemuda, mahasiswa, dan masyarakat Indonesia di Jerman terhadap kesenian, utamanya seni musik yang merupakan bahasa global yang dapat dimengerti oleh semua orang serta dapat menjadi perekat antara satu bangsa dengan bangsa lainnya.  Adapun tema yang diangkat dalam kegiatan ini, yaitu :  “Berbagi Antara Kita Sesama Manusia dan Kita dengan Alam”

Festival terbuka untuk umum dan diikuti oleh 12 kelompok musik yang terdiri dari para pelajar, penggemar dan pelaku musik, terutama para pelajar  Indonesia yang tengah menempuh studi di Jerman. Kebudayaan Indonesia di bidang seni seperti tari-tarian, musik tradisional dan kesenian rakyat lainnya juga dipertunjukkan dalam acara ini, dan hadir sebagai bintang tamu (guest star), yaitu Ayu Laksmi, seorang penyanyi, penulis lagu, penari, pelakon film dan teater asal Bali yang sempat dikenal sebagai lady rocker di awal tahun 90-an.

Kegiatan yang cukup besar ini dibuka secara resmi oleh Konjen RI Hamburg yang dalam sambutannya antara lain menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada PPI dan kelompok masyarakat pencinta seni budaya Indonesia di Hannover atas upayanya untuk menyelenggarakan acara festival musik yang merupakan salah satu momen yang sangat dinantikan oleh para pemuda dan pelajar Indonesia di wilayah Jerman Utara, dan diikuti oleh jumlah peserta dan pengunjung yang cukup banyak dari berbagai pelosok kota.

Konjen RI menyambut baik kegiatan ini karena dinilai memiliki tujuan yang sangat positif, yakni tidak hanya sebagai wahana untuk bersilaturahmi dan berkenalan antar sesama pelajar Indonesia di Jerman, namun juga sebagai  ajang untuk mengekspresikan kreativitas serta mempromosikan seni budaya Indonesia yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan citra Indonesia di wilayah kerja.

Sesuai dengan tema kegiatan, yakni : “Berbagi Antara Kita Sesama Manusia dan Kita dengan Alam”, Konjen RI berharap bahwa kegiatan ini  dapat menumbuhkan kecintaan dan kepedulian kita dengan sesama manusia, termasuksaudara-saudara kita yang sedang mengalami kesusahan di Timur Tengah agar dapat hidup tenteram dan damai kembali. Demikian pula kecintaan kita terhadap alam tumbuh terus dengan turut memelihara kelestariannya.

Sebelumnya acara diawali oleh penampilan Tari Pendet (tari penyambutan tamu) yang dibawakan oleh seorang penari profesional  yang didatangkan langsung dari Bali, dan Tari Liko Pulo yang dibawakan oleh kelompok mahasiswa dari Göttingen.  Selanjutnya acara diisi dengan penampilan 12 kelompok musik dari beragam aliran (genre) mulai dari musik tradisional, musik klasik, hip-hop, pop-rock, hingga musik cadas (hardrock).

Selain penampilan seni tari dan musik, acara juga disemarakkan oleh bazar kuliner / makanan khas Indonesia, barang-barang kerajinan tangan, dan industri peralatan rumah tangga yang disajikan baik oleh PPI dan masyarakat Indonesia, maupun masyarakat Jerman di Hannover.  Acara yang berlangsung mulai pukul 14:00 hingga pukul 01:00 dini hari ini berhasil menyedot pengunjung sebanyak lebih dari 750 orang yang datang silih bergantian dari wilayah Niedersachsen dan sekitarnya.

Festival Musik “Gaung Garuda” merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan dua tahun sekali oleh PPI Hannover dengan dukungan Perwakilan RI di Jerman. Kegiatan perdana diselenggarakan pada bulan Juni 2011 dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang berlangsung sukses dengan jumlah peserta 13 kelompok musik  dan pengunjung sekitar 500 orang. Hadir sebagai bintang tamu (guest star) saat itu, yaitu  Balawan and The Batuan Ethnic Fusion, seorang gitaris kenamaan dari Bali yang dikenal dengan julukan “Dewa Gitar”  dan saat ini namanya tengah berkibar di pelataran musik nasional dan internasional.   Garuda sendiri adalah lambang negara Indonesia, dan melalui kegiatan ini diharapkan suara Indonesia bergaung hingga ke negeri Jerman.  (Sumber: KJRI Hamburg)

Saturday, September 7, 2013

KJRI New York: Tari Indang Di City Field, New York

07 September 2013
Tari Indang yang dinamis tampil pada pembukaan pertandingan baseball antara tim New York Mets dan Philadelphia Phillies di stadion Citi Field, New York.
Menampilkan 23 penari, tari asal Sumatera Barat yang dibawakan dengan apik oleh kelompok tari Saung Budaya terpilih sebagai salah satu tarian dalam “International Dance Festival” yang mengawali pertandingan malam itu.
Saung Budaya merupakan kelompok tari beranggotakan generasi muda diaspora Indonesia yang bermukim di New York. Kelompok ini kerap kali bekerjasama dengan KJRI New York dalam mempromosikan Indonesia di berbagai kesempatan, antara lain 92nd Street Y Street Fest, New York Times Travel Show 2012-2013, dan Lincoln Center 2013. (Sumber: KJRI New York) (Foto: Saung Budaya)