Kelas Seni Budaya di KBRI Buenos Aires
Karena minat yang tinggi publik Argentina akan ragam budaya Indonesia, KBRI Buenos Aires adakan kelas khusus seni budaya Indonesia di Buenos Aires (9/8/2019). Kelas tersebut terdiri dari kelas membatik, kelas menari dan kelas gamelan. Kelas seni budaya diadakan setiap Sabtu di KBRI Buenos Aires dan terbuka untuk umum.Siswa siswi seni budaya Buenos Aires |
Kelas seni budaya Indonesia diawali dengan kelas membatik yang dipandu oleh alumnus Darmasiswa Argentina jurusan seni membatik ISI Surakarta, Maria Paula Lonegro. Para murid diberikan masing-masing secarik kain putih dan dibebaskan untuk menggambar motif dengan malam dan canting khas Indonesia. Bagi beberapa murid, mencoba secara langsung untuk menggambar batik adalah pengalaman yang sangat langka dan menyenangkan.
Kami hanya melihat motif-motif indah batik Indonesia melalui internet dan tayangan televisi, tidak pernah terbayang dapat menggambarnya secara langsung. Demikian disampaikan salah satu murid kelas batik KBRI Buenos Aires, Benerda Martin saat ditanya alasannya mengikuti kelas tersebut. Kami mengharapkan kelas seperti ini dapat terus ada bagi kami (publik Argentina), lanjutnya.
Walaupun bagi beberapa orang hal pengalaman membatik merupakan yang pertama, seluruh murid menghasilkan karya yang indah. Hal tersebut terlihat dari kain-kain yang sudah bercorak indah dengan malam (zat lilin untuk membuat corak batik).
Setelah kelas batik, KBRI Buenos Aires juga dipenuhi para murid yang ingin belajar tarian tradisional Indonesia. Dipandu oleh alumnus Darmasiswa jurusan seni tari ISI Denpasar, Vanessa Moreira, para murid yang hadir diajarkan dasar-dasar tari Bali.
“Ternyata tari Bali terlihat sangat indah namun sulit untuk dilakukan”, tutur salah satu murid kelas tari Bali, Nadia Ramirez Franco. Padahal kami hanya belajar berdiri dan berjalan, sambungnya sambil bercanda.
Bagi beberapa orang, khususnya yang bukan orang Indonesia, dasar-dasar tari Bali memang sulit untuk dipraktekan. "Namun hal tersebut yang membuat banyak orang penasaran dan ingin mendalaminya”, pungkas Vanessa menanggapi yang disampaikan murid-muridnya.
Baginya, pengalaman pertama seseorang mendalami tarian Indonesia tentu berbeda-beda. Namun karena sifat tarian dan gerakannya yang unik dan beragam, tarian tradisional Indonesia mampu menarik para seniman asing untuk mendalaminya.
Kelas Gamelan dilaksanakan sebagai penutup rangkaian kelas seni dan budaya KBRI Buenos Aires yang diselenggarakan setiap hari Sabtu. Kelas Gamelan memiliki murid dan peminat paling banyak. Hal tersebut karena Argentina memiliki kelompok pecinta musik gamelan yaitu “Sang Bagaskara” yang terus berkembang setiap tahunnya.
Kelompok pecinta musik Gamelan KBRI Buenos Aires Sang Bagaskara terbentuk dari gabungan masyarakat Indonesia dan Warga Negara Argentina yang memiliki ketertarikan akan musik dan seni gamelan. Hingga saat ini Kelompok "Sang Bagaskara" memiliki jumlah peserta yang aktif sejumlah 20 orang.
“Tujuan utama di balik setiap penyelenggaraan kegiatan promosi Indonesia di negara akreditasi adalah untuk memberikan ruang bagi publik negara akreditasi untuk mengenal Indonesia, baik destinasi wisata, maupun keindahan seni dan budaya”, demikian disampaikan Dubes RI di Buenos Aires, Niniek Kun Naryatie.
Dengan beragam kegiatan yang dilakukan, diharapkan publik negara akreditasi mendapatkan berbagai pengalaman mengenai Indonesia. Melalui pengalaman hal tersebut diharapkan akan publik negara akreditasi yang belum mengetahui tentang Indonesia menjadi tertarik untuk semakin mengenal Indonesia.
Selain itu, menurut Dubes Niniek, penyelenggaraan kelas seni dan budaya Indonesia bukan hanya untuk mempromosikan Indonesia namun guna menjaring menjaring friends of Indonesia atau komunitas pencinta budaya Indonesia di negara akreditasi. ”Melalui komunitas ini, promosi Indonesia dapat secara luas dilakukan, khususnya secara personal (person to person)”. (Sumber: KBRI Buenos Aires)