Pemerintah Indonesia semakin gencar
memperkenalkan budaya Indonesia di kancah internasional.
Melalui Kementerian Luar Negeri, Pemerintah membuka secara resmi program
Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) 2016 di Gedung Pancasila,
Jakarta, Jumat (13/5).
Pembukaan
program BSBI ini dihadiri para duta besar dari negara sahabat yang turut
serta dalam program BSBI 2016. Selain itu, hadir pula pencetus kegiatan
BSBI pada tahun 2003, mantan Menlu RI, Hassan Wirajuda. "Thousand
Islands Made in Heaven" menjadi tema BSBI tahun ini.
Wamenlu
AM Fachir dalam sambutannya menyampaikan keyakinannya bahwa periode
tiga bulan yang akan dijalani para peserta BSBI 2016 untuk mempelajari
seni dan budaya Indonesia tidak akan sia-sia.
"60
pemuda dari 41 negara berkumpul di sini. Saya melihat potensi dari
ekpresi bahagia para pemuda-pemudi di depan saya untuk belajar dan tahu
lebih banyak tentang Indonesia," sapa Wamenlu Fachir. "The more you
learn about Indonesia, the deeper you will fall in love with Indonesia."
60
peserta yang berasal dari negara-negara di kawasan Asia, Pasifik,
Afrika, dan Eropa tersebut merupakan hasil saringan lebih dari 300 orang
pendaftar program BSBI 2016 dari 46 negara.
Pada
awal penyelenggaraannya, program BSBI ditujukan bagi negara anggota
South West Pacific Dialogue (SWPD) seperti Australia, Selandia Baru,
Papua Nugini, Filipina, dan Timor Leste, dengan Indonesia sebagai tuan
rumah. Seiring perkembangan, peserta diperluas ke negara-negara ASEAN+3,
PIF, dan dari berbagai penjuru dunia lainnya.
Alumni
program BSBI sampai saat ini berjumlah 658 yang tersebar di 60 negara.
Dalam acara pembukaan diputar snapshot kegiatan-kegiatan yang dilakukan
para alumni selama mengikuti program BSBI pada tahun-tahun sebelumnya.
Lagu "Indonesiaku" juga merupakan gubahan salah satu alumni BSBI dari
Papua Nugini yang bernama Vincent Lagea.
"Pada
Februari 2016, alumni BSBI dari Indonesia telah membentuk Association
of Indonesian Arts and Culture Scholarship Alumni," ujar Direktur
Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Dubes Esti Handayani, pada
laporannya. Ikatan alumni program BSBI ini bertujuan untuk memberdayakan
para alumni BSBI dalam memperkuat pemahaman budaya, people-to-people
contact, dan mempromosikan Indonesia di negara-negara asal alumni.
Menjelang
akhir acara pembukaan, para peserta berkesempatan mendengarkan secara
langsung live video testimoni dari alumni BSBI yang berasal dari Fiji,
Saula Tuikoro, dan Timor Leste, Richel Teji. Keduanya menceritakan
pengalaman singkat mereka selama mengikuti program BSBI. Selain kedua
alumni BSBI, ada juga testimoni dari Mr. Samson Yabon, Director of ASEAN
Cooperation Kemlu Papua Nugini, dan Mr. Anar Naghiyev, Dean of the
Faculty of Regional Studies and International Relations, Azerbaijan
University of Language.
"Saya
berharap semoga peserta BSBI dari Timor Leste ditambah, dan diadakan
reuni bagi para alumni BSBI," kata Richel dalam Bahasa Indonesia yang
lancar.
Selanjutnya para peserta BSBI
akan dibagi ke dalam lima kelompok yang akan mempelajari seni dan
budaya Indonesia secara lebih intensif di sanggar-sanggar yang bekerja
sama dengan Kemlu di lima kota, yaitu Tydif Art Center di Surabaya,
Smaradhana Art Center di Denpasar, Rumata Art Center di Makassar, dan
Sofiani Arts Center di Padang.
Sementara
itu satu kelompok akan berkesempatan mengikuti kuliah-kuliah pada
Jurusan Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional Veteran
(UPN Veteran) Yogyakarta. Di UPN Veteran, para peserta akan belajar
tentang kebijakan luar negeri Indonesia di dunia dan kawasan, di samping
juga mendalami seni dan budaya Indonesia.
Sumber : kemlu.go.id