Pada awalnya pementasan atau pertunjukan
topeng tidak menggunakan panggung tetapi hanya tanah biasa dengan
properti lampu minyak bercabang tiga dan gerobak kostum yang diletakkan
ditengah arena. Tahun 1970-an baru dilakukan di atas panggung dengan
properti sebuah meja dan dua buah kursi. Pertunjukkannya diiringi dengan
tabuhan seperti, rebab, kromong tiga, gendang besar, kulanter, kempul,
kecrek dan gong buyung. Lagu yang dimainkan lagu Sunda Gunung namun khas
daerah pinggir Jakarta seperti; Kang Aji, Enjat-enjatan, Ngelantang,
atau Lipet Gandes. Dahulu terdapat sebutan bagi pecandu-pecandu Topeng
Betawi yang ikut menari (ngibing) bersama Kembang Topeng, "buaya
ngibing".
Indonesian cultural dances, community friendly center of classical Indonesian dance and culture.
Monday, September 30, 2013
Topeng Betawi (Batavia's Mask Dance)
Beautiful Indonesia
The Republic of Indonesia is the largest archipelago in the world
comprising 17,504 large and small tropical islands fringed with white
sandy beaches, many still uninhabited and a number even still unnamed.
Straddling the equator, situated between the continents of Asia and
Australia and between the Pacific and the Indian Oceans, it is as wide
as the United States from San Francisco to New York, equaling the
distance between London and Moscow. Indonesia has a total population of
more than 215 million people from more than 200 ethnic groups. The
national language is Bahasa Indonesia.
Thursday, September 12, 2013
Tari Yapong (Yapong Dance)
Yapong
mula-mula diorbitkan dalam rangka mempersiapkan acara peringatan HUT
Kota Jakarta ke-450 pada tahun 1977. Pada saat itu, Dinas Kebudayaan DKI
menyiapkan sebuah pergelaran tari massal yang spektakuler dengan
mempergelarkan cerita . perjuangan Pangeran Jayakarta. Pergelaran
berbentuk sendratari ini dipercayakan penggarapannya kepada seniman
Bagong Kussudiarjo. Untuk mempersiapkan pergelaran itu, Bagong
mengadakan penelitian selama beberapa bulan mengenai kehidupan
masyarakat Betawi melalui perpustakaan, film, slide maupun langsung pada
masyarakat Betawi. Akhirnya pergelaran tari ini berhasil dipentaskan
pada tanggal 20 dan 21 Juni 1977 di Balai Sidang Senayan. Pementasannya
didukung 300 orang artis dan musikus.
Tari Yapong
merupakan suatu tari gembira dengan gerakan yang dinamis dan erotis.
Dalam adegan tersebut dipertunjukkan suasana gembira menyambut
kemenangan Pangeran Jayakarta. Adegan ini dinamai Yapong dan tidak mengandung arti apapun. Namun istilah Yapong
ini lahir dari bunyi lagunya ya, ya, ya, ya, yang dinyanyikan artis
pengiringnya serta suara musik yang berkesan pong, pong, pong, sehingga
lahirlah "ya-pong" dan berkembang menjadi Yapong.
Pusat Latihan Tari (PLT) Bagong Kussudiarjo dan Dinas Kebudayaan DKl Jakarta seusai pementasan menggubah tari Yapong
dari bentuk sendratari dan mengembangkannya sebagai tarian lepas.
Adapun corak pakaian yang dikenakan para penarinya, merupakan
pengembangan pakaian tari Kembang Topeng Betawi. Tampak jelas bentuk
serta ragam hias tutup kepala serta selempang dadanya, yang disebut toka-toka. Tari Yapong
diwarnai oleh tari rakyat Betawi, kemudian diolah dengan unsur-unsur
tari pop, antara lain unsur tari daerah Sumatera. Karena kesenian Betawi
dipengaruhi oleh unsur kesenian Tionghoa, maka dalam tari Yapong
juga terdapat unsur kesenian Tionghoa, misalnya dalam kain yang dipakai
oleh para penari terdapat motif-motif naga dengan warna merah menyala.
Alat musik yang digunakan saat tarian ini dipergelarkan adalah campuran
antara Betawi, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Setelah menjadi tarian lepas,
dalam tarian tersebut. DKl Jakarta memanfaatkan instrumen Rebana Biang,
Rebana Hadroh, dan Rebana Ketimpring. Dengan demikian tari Yapong merupakan garapan kreasi baru yang bertolak dari unsur-unsur gerak tradisional Betawi.
Festival Musik "Gaung Garuda 2013" di Hannover
Perhimpunan
Pelajar Indonesia (PPI) dan kelompok
masyarakat pencinta seni budaya Indonesia di Hannover dengan dukungan KJRI
Hamburg baru-baru ini telah menyelenggarakan acara festival musik bertajuk
“Gaung Garuda 2013“ bertempat di Pelataran Parkir Sam-Nok, Hannover.
Acara
yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ini
bertujuan untuk membangkitkan semangat, kreatifitas dan kecintaan para pemuda,
mahasiswa, dan masyarakat Indonesia di Jerman terhadap kesenian, utamanya seni
musik yang merupakan bahasa global yang dapat dimengerti oleh semua orang serta
dapat menjadi perekat antara satu bangsa dengan bangsa lainnya. Adapun tema yang diangkat dalam kegiatan ini,
yaitu : “Berbagi Antara Kita Sesama
Manusia dan Kita dengan Alam”
Festival
terbuka untuk umum dan diikuti oleh 12 kelompok musik yang terdiri dari para
pelajar, penggemar dan pelaku musik, terutama para pelajar Indonesia yang tengah menempuh studi di
Jerman. Kebudayaan Indonesia di bidang seni seperti tari-tarian, musik
tradisional dan kesenian rakyat lainnya juga dipertunjukkan dalam acara ini,
dan hadir sebagai bintang tamu (guest star), yaitu Ayu Laksmi, seorang
penyanyi, penulis lagu, penari, pelakon film dan teater asal Bali yang sempat
dikenal sebagai lady rocker di awal tahun 90-an.
Kegiatan
yang cukup besar ini dibuka secara resmi oleh Konjen RI Hamburg yang dalam
sambutannya antara lain menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada PPI dan
kelompok masyarakat pencinta seni budaya Indonesia di Hannover atas upayanya
untuk menyelenggarakan acara festival musik yang merupakan salah satu momen
yang sangat dinantikan oleh para pemuda dan pelajar Indonesia di wilayah Jerman
Utara, dan diikuti oleh jumlah peserta dan pengunjung yang cukup banyak dari
berbagai pelosok kota.
Konjen
RI menyambut baik kegiatan ini karena dinilai memiliki tujuan yang sangat
positif, yakni tidak hanya sebagai wahana untuk bersilaturahmi dan berkenalan
antar sesama pelajar Indonesia di Jerman, namun juga sebagai ajang untuk mengekspresikan kreativitas serta
mempromosikan seni budaya Indonesia yang pada akhirnya bermuara pada
peningkatan citra Indonesia di wilayah kerja.
Sesuai
dengan tema kegiatan, yakni : “Berbagi Antara Kita Sesama Manusia dan Kita
dengan Alam”, Konjen RI berharap bahwa kegiatan ini dapat menumbuhkan kecintaan dan kepedulian
kita dengan sesama manusia, termasuksaudara-saudara kita yang sedang mengalami
kesusahan di Timur Tengah agar dapat hidup tenteram dan damai kembali. Demikian
pula kecintaan kita terhadap alam tumbuh terus dengan turut memelihara
kelestariannya.
Sebelumnya
acara diawali oleh penampilan Tari Pendet (tari penyambutan tamu) yang
dibawakan oleh seorang penari profesional
yang didatangkan langsung dari Bali, dan Tari Liko Pulo yang dibawakan
oleh kelompok mahasiswa dari Göttingen.
Selanjutnya acara diisi dengan penampilan 12 kelompok musik dari beragam
aliran (genre) mulai dari musik tradisional, musik klasik, hip-hop, pop-rock,
hingga musik cadas (hardrock).
Selain
penampilan seni tari dan musik, acara juga disemarakkan oleh bazar kuliner /
makanan khas Indonesia, barang-barang kerajinan tangan, dan industri peralatan
rumah tangga yang disajikan baik oleh PPI dan masyarakat Indonesia, maupun
masyarakat Jerman di Hannover. Acara
yang berlangsung mulai pukul 14:00 hingga pukul 01:00 dini hari ini berhasil
menyedot pengunjung sebanyak lebih dari 750 orang yang datang silih bergantian
dari wilayah Niedersachsen dan sekitarnya.
Festival
Musik “Gaung Garuda” merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan dua tahun
sekali oleh PPI Hannover dengan dukungan Perwakilan RI di Jerman. Kegiatan
perdana diselenggarakan pada bulan Juni 2011 dalam rangka memperingati Hari
Kebangkitan Nasional yang berlangsung sukses dengan jumlah peserta 13 kelompok
musik dan pengunjung sekitar 500 orang.
Hadir sebagai bintang tamu (guest star) saat itu, yaitu Balawan and The Batuan Ethnic Fusion, seorang
gitaris kenamaan dari Bali yang dikenal dengan julukan “Dewa Gitar” dan saat ini namanya tengah berkibar di
pelataran musik nasional dan internasional.
Garuda sendiri adalah lambang negara Indonesia, dan melalui kegiatan ini
diharapkan suara Indonesia bergaung hingga ke negeri Jerman. (Sumber: KJRI Hamburg)
Saturday, September 7, 2013
KJRI New York: Tari Indang Di City Field, New York
07 September 2013
Tari Indang yang dinamis tampil pada pembukaan pertandingan baseball antara tim New York Mets dan Philadelphia Phillies di stadion Citi Field, New York.
Menampilkan
23 penari, tari asal Sumatera Barat yang dibawakan dengan apik oleh
kelompok tari Saung Budaya terpilih sebagai salah satu tarian dalam
“International Dance Festival” yang mengawali pertandingan malam itu.
Saung
Budaya merupakan kelompok tari beranggotakan generasi muda diaspora
Indonesia yang bermukim di New York. Kelompok ini kerap kali bekerjasama
dengan KJRI New York dalam mempromosikan Indonesia di berbagai
kesempatan, antara lain 92nd Street Y Street Fest, New York Times Travel Show 2012-2013, dan Lincoln Center 2013. (Sumber: KJRI New York) (Foto: Saung Budaya)
Subscribe to:
Posts (Atom)